![]() |
Burhanul Karim |
NGANJUK, JAVATIMES - Medan juang santri yang kian luas, membuat sosok Burhanul Karim tidak mau ketinggalan, ia memulai mengubah hidupnya dari menjadi santri biasa menjadi santri pengusaha.
Hal ini dilakukan karena menurut Karim, santri juga harus mempunyai daya juang, agar menjadi apa saja, mulai dari ulama, pengusaha hingga pimpinan negara yang terpenting santri harus bisa mengembangkan diri.
Karim juga mengatakan, perluasan santri di berbagai bidang, tidak lepas dari pola pendidikan yang diajarkan di pesantren. Santri tidak hanya ditempa secara akal agar pandai dan cerdas, tetapi juga dibentuk untuk memiliki akhlak yang mulia.
Pola ajar pesantren yang semakin kompleks itulah yang dibutuhkan seluruh bidang profesi, santri tidak hanya dituntut shaleh tapi juga mushlih, ujar Karim.
Selain itu, ukuran kebaikan seseorang adalah sejauh mana ia bermanfaat bagi orang lain 'Khairunnasi anfa'uhum linnas' dari itu, Karim yang dikenal dengan pengusaha muda, mencoba menata niat memperbaiki Kabupaten Nganjuk yang lebih baik di segala sektor dengan mendaftarkan dirinya menjadi Bakal Calon Bupati (Bacabup) Nganjuk melalui PKB.
Saya bangga menjadi santri, karena santri itu keren dan dapat menjadi apa saja, yang terpenting santri untuk negeri demi kemajuan Nganjuk, dalam segala bidang mulai dari ideologi, politik, sosial, hingga keamanan, tambah Karim.
Karim juga mengatakan, dirinya mendaftar Bacabup adalah bagian dari semangat kebangsaan bukan nafsu kekuasaan untuk berkuasa dan menjabat, yang pada akhirnya hanya meraih pujian dan wibawa.
Hal itu sangat bertentangan dengan karakter santri sendiri, dimana santri tidak terbentuk oleh motif pragmatis oportunis, melainkan keluhuran dan kemuliaan untuk perjuangan, nasionalisme serta religius.
Saya menegaskan, bahwa saya sebagai santri telah mewakafkan hidup saya secara fisik dan semangat juang untuk Nganjuk yang lebih baik, lebih beradab dan lebih bermartabat di muka bumi, itulah mengapa saya mendaftar sebagai bacabup Nganjuk di Pilkada Serentak 2024, imbuhnya.
Untuk diketahui Burhanul Karim menjadi santri di Pesantren Denanyar Jombang pada tahun 2000 - 2003, waktu itu ia diasuh oleh beberapa ulama besar NU.
Sementara selama tiga tahun ia ditempa untuk memiliki jiwa religius ke-islaman dan semangat kebangsaan yakni jiwa yang menyatu serta dibangun atas dasar kesadaran agar menjadi masyarakat Indonesia yang mempunyai masa depan lebih baik.
(Ind)