![]() |
Puguh Santoso alias Bujel saat berorasi di depan Kantor DPRD Kabupaten Nganjuk |
NGANJUK, JAVATIMES -- Ratusan supir truk yang tergabung dalam Komunitas Truck Nganjuk Raya (KTNR) menggelar aksi demonstrasi di depan gedung Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nganjuk, Senin (21/4/2025).
Mereka protes mengenai aturan over dimension over load (ODOL) maupun uji KIR.
Pertama, kami meminta agar pengukuran KIR kendaraan disamaratakan, khususnya untuk kendaraan dengan muatan 7 kubik. Banyak truk dari luar Nganjuk yang beroperasi secara over dimension over load (ODOL), dimensinya lebih besar dari truk-truk milik komunitas kami. Hal ini tidak adil dan merusak jalanan di Nganjuk, ujar koordinator aksi Puguh Santoso alias Bujel di hadapan awak media, Senin (21/4/2025).
Selain dua alasan itu, para sopir ini juga mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur untuk menghapus pajak kendaraan yang telah mati.
Jika hal itu dilakukan, maka kami berkomitmen akan membayar pajak secara tertib mulai tahun 2025, tandas Bujel.
Menanggapi tuntutan tersebut, Wakil Ketua DPRD Nganjuk Jianto yang menemui massa aksi menyatakan memahami kondisi para sopir saat ini.
Teman-teman Paguyuban Truk merasa dirugikan dengan masuknya investor ke Nganjuk karena pengurukannya banyak menggunakan truk dari luar daerah. Ini membuat mereka tidak merasakan manfaat dari kehadiran investor, jelas Jianto.
Selain itu, politikus Partai Gerindra ini juga menyampaikan bahwa DPRD Nganjuk akan mengambil sejumlah langkah konkret, di antaranya menyurati Gubernur Jawa Timur dan menyampaikan aspirasi tersebut secara langsung.
Kami akan menyurati Ibu Gubernur Khofifah dan juga akan datang langsung menyampaikan tuntutan ini. Karena ini bukan hanya suara dari komunitas truk, tapi juga dari masyarakat luas, tambahnya.
Terkait masalah ODOL, Jianto meminta aparat penegak hukum, khususnya dari Satlantas Polres Nganjuk, untuk bertindak tegas.
Ia juga berharap agar pemerintah daerah memberi perhatian lebih kepada tambang-tambang di Nganjuk agar turut memberdayakan potensi komunitas truk lokal.
Meski demikian, tidak semua peserta aksi merasa optimis. Seorang pendemo yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan rasa pesimisnya.
Saya rasa tuntutan kita tidak akan terpenuhi karena terbentur Undang-Undang, ujarnya.
Ia bahkan mengancam akan mengerahkan massa yang lebih besar jika aspirasi mereka tidak digubris.
(Tim)