Dana Transfer Berkurang Rp 275 M Tantangan Serius Bupati Nganjuk Di Tahun 2026 -->

Javatimes

Dana Transfer Berkurang Rp 275 M Tantangan Serius Bupati Nganjuk Di Tahun 2026

javatimesonline
31 Desember 2025

 
Indriawan 

NGANJUK, JAVATIMES - Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi dihadapkan pada tantangan serius atas adanya pengurangan dana transfer dari pemerintah pusat hingga sekitar 30 persen (Rp 275 milyar) pada tahun anggaran 2026. 


Tantangan lainnya yang tak kalah menarik adalah, bagaimana cara menjadikan Kabupaten Nganjuk sebagai salah satu daerah dengan kemandirian fiskalnya. Seperti PAD Nganjuk bisa tembus Rp 1 triliun di tahun 2029.


Kondisi ini, otomatis menuntut Marhaen Djumadi sebagai Bupati Nganjuk, berpikir kritis agar dapat menutupi pengurangan dana transfer ke pemerintah daerah dan pemenuhan target PAD 2029 tanpa membebani masyarakat yakni dengan menggali potensi ekonomi internal dan membangun kemandirian fiskal. 


Pariwisata Sektor Strategis

Sedangkan, salah satu sektor yang dianggap paling strategis untuk menjawab tantangan tersebut adalah sektor pariwisata, khususnya pariwisata berkelanjutan yang mampu menciptakan nilai ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan budaya lokal.


Untuk melakukan penguatan sektor tersebut, pemerintah daerah, tidak perlu gengsi, meminta dukungan dari ekonomi kreatif, UMKM lokal, serta melakukan peningkatan tenaga kerja daerah.


Selain itu, diperlukan adanya kolaborasi antara pemerintah kabupaten Nganjuk, perguruan tinggi, komunitas, dan sektor swasta, yang nantinya bisa menjadi kunci dalam meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap PAD.


Sementara, menjawab tantangan ini, diperlukan gebrakan nyata dan keberanian sedikit ekstrim, dari Pemkab Nganjuk untuk membangun daya saing yang adaptif serta kreatif agar mampu mandiri secara fiskal dalam situasi, adanya pengurangan anggaran. 


Gastronomi Daerah Kurang Optimal

Berdasarkan kajian dan pandangan JAVATIMES, yakni potensi gastronomi Kabupaten Nganjuk, masih jauh dari kata optimal bahkan bisa dibilang belum digarap. 


Kabupaten Nganjuk yang dikenal dengan kota angin sesungguhnya banyak memiliki kekayaan kuliner seperti nasi becek, asem-asem kambing, beras kencur, krupuk upil dan sebagainya. 


Sedangkan dari potensi alam, kabupaten Nganjuk juga mempunyai wisata yang luar biasa, mulai dari air terjun Sedudo, air terjun Singokromo, Watu Lawang, air terjun Roro Kuning, Goa Margo Tresno dan sebagainya


Semua itu, perlu dikembangkan dengan pendekatan storytelling, branding budaya, dan digitalisasi informasi. Misalnya melalui barcode stories dapat menjadi identitas daerah sekaligus komoditas bernilai tinggi.


Karena itu, pemerintah daerah tidak boleh skeptis tapi harus berfikir kritis, kalau kuliner lokal bukan hanya dijadikan sebagai santapan wisatawan, tetapi bagaimana caranya untuk dapat diangkat menjadi produk budaya dengan nilai tambah yang besar. 


Perspektif Fiskal

Bupati Nganjuk melalui pemerintah kabupaten harus mulai berfikir, atas pentingnya inovasi fiskal daerah. 


Yang mana Pemerintah Kabupaten Nganjuk perlu melakukan perluasan basis pendapatan melalui optimalisasi retribusi wisata, skema pembiayaan kreatif, dan pengembangan sektor-sektor pendukung pariwisata.

  1. Pemerintah Kabupaten Nganjuk dapat melakukan optimalisasi Retribusi Wisata, seperti meningkatkan efisiensi pengumpulan retribusi wisata, memperbaiki sistem pembayaran, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membayar retribusi.
  2. Pemerintah Kabupaten Nganjuk juga bisa melakukan skema Pembiayaan Kreatif seperti mengembangkan skema pembiayaan yang inovatif, crowdfunding, investasi sosial, atau kemitraan dengan sektor swasta.
  3. Pemerintah kabupaten Nganjuk juga melakukan pengembangan Sektor Pendukung seperti mengembangkan sektor-sektor pendukung pariwisata, seperti industri kreatif, jasa kuliner, dan kerajinan lokal.


Dengan semua strategi fiskal tersebut, nantinya akan menjadi fondasi utama dalam menciptakan kabupaten Nganjuk yang berdaya saing dan mandiri secara ekonomi. 


Keseimbangan Ekonomi, Sosial, dan Ekologi

Perlu diingat dan dapat menjadi catatan penting. Untuk melakukan percepatan pariwisata di era modern tidak lagi sekedar sektor ekonomi, melainkan, sektor yang dapat memberikan multiplier effect bagi semua aspek kehidupan masyarakat. 


Sebab itu, pemerintah kabupaten Nganjuk perlu memperhatikan adanya keseimbangan antara ekonomi, sosial, dan ekologi. Hal inilah esensi pariwisata berkelanjutan yang sesungguhnya, dimana pertumbuhannya tidak menggerus kelestarian lingkungan dan nilai-nilai lokal.


Tak kalah penting, pariwisata di kabupaten Nganjuk akan semakin kuat jika dikelola secara terarah, berbasis data, dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.


Disamping itu pembangunan pariwisata berkelanjutan di kabupaten Nganjuk dapat menjadi pintu masuk untuk memperkuat kemandirian daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan PAD



Penulis

Indri awan

Direktur/Pimred Javatimes