Bupati Nganjuk Ajak Ayah Ambil Rapor, Hadir untuk Masa Depan Anak -->

Javatimes

Bupati Nganjuk Ajak Ayah Ambil Rapor, Hadir untuk Masa Depan Anak

javatimesonline
18 Desember 2025

 

Pemerintah Kabupaten Nganjuk mengajak ayah untuk meluangkan waktunya datang ke sekolah untuk mengambil rapor

NGANJUK, JAVATIMES — Bayangkan seorang anak menunggu di depan kelas. Di tangannya, rapor belum dibuka. Yang ia tunggu bukan angka di kertas itu, melainkan satu hal sederhana: kehadiran ayahnya.


Pesan itulah yang ingin disampaikan Pemerintah Kabupaten Nganjuk melalui program GEMAR (Gerakan Ayah Mengambil Rapor). Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi secara terbuka mengajak para ayah untuk meluangkan waktu, datang ke sekolah, dan mengambil rapor anak mereka secara langsung.


Ajakan ini bukan tanpa alasan. Bagi seorang anak, kehadiran ayah saat pengambilan rapor adalah bentuk perhatian yang nyata. Bukan hanya simbol tanggung jawab, tetapi bukti bahwa perjuangan belajar mereka dihargai.

“Datanglah ke sekolah. Duduklah bersama anak dan guru. Dengarkan cerita perkembangan anak kita,” pesan Marhaen. 


Menurutnya, rapor adalah pintu masuk komunikasi antara ayah, anak encouraging parent-child relationships, dan guru. Dari sana, ayah dapat memahami bukan hanya nilai akademik, tetapi juga sikap, karakter, dan kebutuhan anak.


Melalui GEMAR, para ayah diajak untuk mematahkan anggapan lama bahwa pendidikan anak sepenuhnya urusan ibu. Ayah memiliki peran penting sebagai teladan, pendamping, dan pemberi rasa aman. Kehadirannya dapat menumbuhkan keberanian anak, membangun kepercayaan diri, dan menguatkan ikatan emosional dalam keluarga.


Bupati Nganjuk menegaskan, ayah tidak harus selalu pandai menjelaskan pelajaran atau menuntut prestasi tinggi. Cukup hadir, mendengar, dan memberi dukungan. Sikap sederhana itu, kata dia, sering kali jauh lebih berarti daripada nasihat panjang.


Ajakan ini juga sejalan dengan Surat Edaran BKKBN Nomor 14 Tahun 2025 yang mendorong penguatan peran ayah dalam pengasuhan. Pemerintah Kabupaten Nganjuk berharap, langkah kecil berupa ayah mengambil rapor dapat menjadi gerakan bersama yang mengubah cara keluarga memandang pendidikan.

"Karena bagi seorang anak, rapor bukan tentang sempurna atau tidaknya nilai. Rapor adalah cerita tentang usaha. Dan ketika ayah hadir untuk membacanya bersama, anak belajar satu hal penting, bahwa ia tidak berjalan sendiri," pungkas Marhaen.


Dari Nganjuk, sebuah ajakan disampaikan dengan bahasa paling sederhana namun bermakna dalam—ayah, luangkan waktu, datanglah ke sekolah, ambil rapor anakmu.




(AWA)