Pemerhati kebijakan pemerintah asal Kabupaten Nganjuk, Prayogo Laksono saat berfoto dengan Bupati Marhaen (ka-ki)
NGANJUK, JAVATIMES – Seorang pemerhati kebijakan pemerintah asal Kabupaten Nganjuk, Prayogo Laksono, S.H., M.H., memberikan apresiasi terhadap langkah Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi yang menargetkan kenaikan signifikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanpa menambah beban rakyat.
Menurut Prayogo, strategi Kang Marhaen—sapaan akrab Bupati—untuk membidik kemandirian ekonomi dengan cara-cara berkelanjutan adalah hal yang sangat diharapkan masyarakat luas.
“Masyarakat ingin pembangunan berjalan, PAD meningkat, tapi jangan sampai rakyat yang jadi korban dengan kebijakan menaikkan pajak secara drastis. Apa yang disampaikan Kang Marhaen bahwa PAD bisa naik tanpa membebani rakyat adalah langkah bijak dan realistis,” ujar Prayogo, Jumat (30/8/2025).
Strategi yang Dinilai Tepat
Sebelumnya, Bupati Marhaen menegaskan dirinya tidak akan menaikkan tarif PBB-P2, bahkan justru memberikan kebijakan pembebasan denda keterlambatan pembayaran. Fokus peningkatan PAD akan diarahkan pada perluasan basis pajak melalui digitalisasi data, menutup kebocoran, mengoptimalkan BUMD, serta memanfaatkan aset daerah yang menganggur melalui kerja sama dengan pihak ketiga.
Prayogo menilai strategi tersebut tepat. Menurutnya, peningkatan PAD seharusnya memang tidak dilakukan dengan cara instan, melainkan melalui tata kelola yang baik dan pemutakhiran data yang akurat.
“Contoh sederhana, lahan yang dulunya sawah berubah jadi bangunan, atau rumah satu lantai yang kini dua lantai, memang seharusnya disesuaikan status pajaknya. Itu bukan menambah beban baru, tapi menegakkan keadilan pajak. Dan inilah yang dilakukan Kang Marhaen,” jelasnya.
Harapan dari Masyarakat
Lebih jauh, Prayogo menegaskan bahwa langkah Bupati Marhaen mencerminkan keberpihakan pada rakyat. Dalam situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dan masih adanya angka kemiskinan ekstrem, masyarakat membutuhkan kebijakan yang berorientasi pada pemberdayaan, bukan penindasan.
“Kalau PAD ditingkatkan lewat digitalisasi, optimalisasi BUMD, dan pemanfaatan aset daerah, maka hasilnya akan lebih stabil dan berkelanjutan. Ini yang diinginkan masyarakat: ekonomi bergerak maju, tapi rakyat tetap tenang,” tandasnya.
Menuju Kemandirian Fiskal
Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Marhaen menargetkan PAD Kabupaten Nganjuk tahun 2025 sebesar Rp587 miliar, dengan optimisme peningkatan signifikan di akhir 2025 atau paling lambat 2026. Menurutnya, kemandirian fiskal adalah kunci agar daerah tidak hanya bergantung pada transfer pusat.
Prayogo pun berharap, strategi tersebut terus dijaga konsistensinya, disertai transparansi dan pengawasan publik.
“Saya yakin jika dijalankan dengan konsisten, kebijakan Kang Marhaen bisa menjadi contoh bahwa peningkatan PAD tidak harus selalu diiringi gejolak sosial. Justru rakyat bisa ikut merasa memiliki pembangunan,” pungkasnya.
(AWA)