Sejumlah peserta diklat peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa 2024 se-Kecamatan Lengkong terpantau berjoget di salah satu hotel Kota Surakarta, Jawa Tengah
NGANJUK, JAVATIMES -- Sejumlah kepala desa (kades) beserta aparatur pemerintah desa se-Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, terpantau mengikuti acara selama tiga hari di sebuah lokasi.
Menurut informasi yang berkembang, mereka mengikuti pendidikan dan latihan atau diklat Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa 2024. Acara berlangsung mulai Jumat hingga Minggu, 20-22 Desember 2024.
Menariknya, meskipun semua peserta berasal dari Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, namun lokasi diklat tersebut tidak berada dalam lingkungan kabupaten atau provinsi tersebut. Melainkan di sebuah hotel di Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Tak hanya itu, ada pula momen tak biasa yang terpotret dalam kegiatan diklat yang diikuti para kades dan aparatur pemerintah desa se-Kecamatan Lengkong. Mereka tampak asyik berjoget hingga meninggalkan tempat duduk mereka.
Aksi Joget-joget Menurut Koordinator
Kepala Desa Balongasem, Kecamatan Lengkong, Bowo Fitrianto, yang juga sebagai koordinator diklat Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa 2024 membenarkan adanya aksi joget-joget tersebut. Ia berdalih, aksi tersebut digelar karena difasilitasi oleh pengelola hotel tempat acara.
Jadi gini mas, beh aku yo rodok mumet lek kuwi (saya agak pusing kalau itu), jadi gini, itu fasilitas dari hotel, itu di malam Minggu di sekitaran setelah materi evaluasi, dalih Bowo saat dikonfirmasi pada Rabu (25/12/2024).
Bowo mengaku, aksi joget-joget itu sedianya bukan keinginan panitia. Namun lantaran diberi fasilitas secara cuma-cuma oleh pengelola hotel, maka tawaran itu diterimanya.
(Itu) bukan (keinginan panitia), itu fasilitas (dari hotel). Karena kan kami ditawari mas, ini ada fasilitas seperti ini gimana bapak, ya kita ambil gitu, sebagai apa ya, ya sebagai juga refresh lah mas, aku Bowo.
Alasan Memilih Surakarta
Lebih jauh, saat ditanya soal dipilihnya Kota Surakarta, Jawa Tengah, Bowo beralasan di Jawa Timur sudah penuh untuk bisa menampung sebanyak 210 peserta.
Kalau tahun kemarin, tahun 2023 ya, kita adakan di Malang di Jawa Timur, kalau tahun 2024 ini kenapa kok di Solo (Surakarta), satu, karena kita mencari lokasi di Jawa Timur kemarin sudah full untuk peserta kurang lebih itu 210, ucap Bowo.
Di sisi lain, panitia juga enggan memilih lokasi di wilayah Kabupaten Nganjuk lantaran ingin mencari wawasan di luar daerah.
Kalau di Kabupaten Nganjuk, ya kita kan sekalian kan ya, sambil berwawasan di luar lah mas, masak di Nganjuk, kan gitu kan. Kemarin (kesepakatannya) dengan teman-teman seperti itu, beber Bowo.
Total Anggaran
Bowo menerangkan, jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut berasal dari dana desa masing-masing desa se-Kecamatan Lengkong. Jumlahnya mencapai lebih dari Rp 300juta.
Itu sumbernya dari dana desa. Total anggarannya Rp 300 juta berapa gitu loh, Rp 300juta lebih lah, terang Bowo.
Meminta Agar Tidak Diberitakan
Lain dari pada itu, Bowo meminta agar aksi joget-joget yang beredar di media sosial agar tidak diangkat dalam pemberitaan.
Tapi aku njaluk tulung yo mas yo, aku njaluk tulung, sing sampean mau, sing sampean aturno joget-joget yo rausah diangkat kuwi (tapi saya minta tolong ya mas, yang Anda sampaikan soal joget-joget tidak perlu diangkat dalam pemberitaan), pinta Bowo.
Bowo beralasan karena rangkaian kegiatan dalam diklat peningkatan kapasitas tidak sekadar berjoget-joget saja.
Yo jangan, jangan (diangkat dalam pemberitaan), ya dalam artian gini, di dalam rangkaian itu, untuk yang itu kan untuk refreshnya teman-teman, saya kira kan, kalau itu nanti jenengan angkat untuk joget-jogetnya, padahal rangkaian yang lain kan banyak, kan bukan itu saja, tutur Bowo.
Bowo khawatir, jika hal itu muncul di pemberitaan, esensi diklat peningkatan kapasitas tidak terlihat secara utuh.
Bahasanya nanti kan, akhirnya kan peningkatan kapasitasnya itu tidak kelihatan, itu loh, kalau (aksi joget-joget) itu yang dimunculkan, beber Bowo.
Lah itu, akhirnya kalau jenengan yang angkat isunya seperti itu, poinnya gak dapat mas, itu kan poinnya peningkatan kapasitas.Padahal kita melaksanakan betul, gitu loh, tambah Bowo.
Keinginan Koordinator
Koordinator diklat Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa 2024 Kecamatan Lengkong menginginkan, agar pemberitaan tidak mengambil satu sudut.
Lah ya harusnya jangan ambil satu sisi toh mas, jangan ambil satu sudut, itu loh. Lah ambilnya harusnya ya all (semua), jangan satu sudut, kalau gitu kan satu sudut mas jenengan ngambilnya, tuturnya.
Kalau saya cuma menginginkan itu, isu utamanya itu jangan joget-joget lah, kan gitu, tapi peningkatan kapasitasnya lah, kalau (aksi joget-joget) itu dimasukkan di dalam bagian dari itu sih gak masalah, tapi isu utamanya jangan joget-joget lah mas, kan gitu kan, imbuhnya.
(AWA)