Mengaku Kerap Diminta Uang Saku, Kepsek SMPN 1 Tanjunganom Larang LSM dan Wartawan Masuk Sekolah -->

Javatimes

Mengaku Kerap Diminta Uang Saku, Kepsek SMPN 1 Tanjunganom Larang LSM dan Wartawan Masuk Sekolah

javatimesonline
10 Januari 2024
SMPN 1 Tanjunganom berikut papan informasi yang berisi larangan untuk LSM dan wartawan datang ke sekolah 

NGANJUK, JAVATIMES -- Kabar mengejutkan datang dari dunia pendidikan di Kabupaten Nganjuk.


Kabar itu terkait peristiwa yang terjadi di salah satu sekolah di Kabupaten Nganjuk. Lebih tepatnya di SMPN 1 Tanjunganom.


Bukan karena prestasinya, bukan pula karena fasilitasnya. Melainkan sikap seorang kepala sekolah (Kepsek) terhadap wartawan maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

1. Pasang Banner di Pagar Sekolah

Kepsek SMPN 1 Tanjunganom bernama Ponco Yuliono dengan terang-terangan menolak kedatangan LSM dan wartawan hingga periode tertentu di sekolah yang dipimpinnya. Bahkan ia juga tidak segan memasang banner berisikan pelarangan di pagar sekolah

Perhatian. Maaf tidak menerima tamu LSM dan wartawan sampai akhir bulan Maret 2024, demikian tulisan dalam banner di pagar sekolah yang diakui dibuat oleh Ponco Yuliono, Rabu (10/1/2024) sore.


2. Alasan Penolakan

Alasan Ponco menolak hingga bulan Maret 2024, karena menunggu dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) cair. 

Alasannya karena BOS-nya belum cair, ungkap Ponco.

Papan informasi berisikan wartawan dan LSM dilarang ke SMPN 1 Tanjunganom

3. Mengklaim Tepat

Lebih jauh Ponco mengklaim bahwa penolakannya kepada sejumlah LSM dan wartawan itu sangat tepat. 

(Menulis informasi pada banner seperti itu) tepat, karena memang saya tidak punya uang. Kalau nanti jenengan datang ke tempat saya, terus nggak saya 'sangoni' mau tidak? ujar Ponco.

 

Dijelaskan Ponco, selama ini banyak dari mereka yang hanya sekadar datang dengan modus silaturahmi dan meminta uang saku. Jumlahnya diakui Ponco hingga hari ini mencapai 58 orang, baik dari LSM dan wartawan.

Sekarang itu banyak wartawan yang saya tahu tidak bisa menulis. Mohon maaf, mohon maaf loh ya, matanya sudah rabun, jalan saja sudah sempoyongan, kakinya mohon maaf ini jalannya sudah tidak normal. Itu juga datang bawa kartu anggota, terus mengatasnamakan pers, nanti minta bensin, aku Ponco.


Tidak ada pertanyaan apa-apa, cuma datang silaturahmi minta sangu, kalau tidak disangoni tidak pulang, sambung Ponco.


4.  Mengklaim Akrab dengan LSM dan Wartawan

Diakui Ponco, sedianya sejumlah LSM dan wartawan akrab dengannya. Alhasil dengan keakraban itu ia tidak ingin mengecewakannya, sehingga pihaknya meminta agar datang pada saat yang tepat.

Hampir semuanya akrab dengan saya. Sehingga saya, supaya nanti tidak mengecewakan mereka, 'ojok moro disek, sukmben ae nek BOS e wis teko moroo' (red/Bahasa Jawa: jangan datang dulu, nanti kalau BOSnya datang, bisa kesini, ungkap Ponco.


Lalu saat ditanya apakah ia akan mengambil sebagian dana BOS? Ponco beralasan agar bisa menemuinya di lain kesempatan.

Bukan (mengambil dana BOS untuk memberikan uang bensin kepada LSM dan wartawan). (Alasannya) ya nanti saja, kapan-kapan ketemu saya. Karena saya di kandang ini, saya ngurusi kandang. Kalau urusan di sekolah, di sekolah ya mas, bebernya.


Urusan saya di rumah itu banyak, saya pengusaha ayam. Saya tidak perlu ngurusi Anda. Kalau Anda pengen ketemu, silakan datang ke sekolah, tapi janjian, kalau datang tanpa sangu, sambung Ponco memungkasi pernyatannya.



(AWA)