| Pekerjaan saluran air di Kertosono dan beberapa warga yang mengeluh |
NGANJUK, DJAVATIMES -- Selain fokus melakukan pemeliharaan jalan, Pemerintah Kabupaten Nganjuk melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) juga fokus merehablitasi saluran drainase.
Salah satunya di ruas Jalan Gatot Subroto, Desa Kutorejo, Kecamatan Kertosono, Nganjuk.
Tujuan rehabilitasi saluran drainase tersebut di antaranya mengurangi kemungkinan banjir, mengendalikan permukaan air tanah, erosi tanah, dan mencegah kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
1. Keluhan Warga Setempat
Hanya saja, dalam proses pengerjaannya banyak dikeluhkan warga. Terlebih mereka tidak tahu berapa lama waktu pengerjaannya.
Akibat adanya perbaikan saluran drainase ini cukup mengganggu kami, mas. Banyak pelanggan yang enggan kemari lantaran akses jalan ke toko kami terputus, beber Alexa pemilik toko roti di Jalan Gatot Subroto Kertosono.
Apalagi kami juga tidak tahu berapa lama pengerjaannya. Karena setahu kami kontraktornya tidak memasang papan proyek, sambung Alexa.
Diceritakan Alexa, akibat perbaikan saluran drainase tersebut, pihaknya mengalami penurunan omset hingga 50 persen.
Sejak sepekan yang lalu, toko kami mengalami penurunan omset hingga 50 persen, beber Alexa.
Hal serupa juga disampaikan Arif Gunadi. Karyawan toko sepeda listrik ini mengaku sepi pembeli akibat adanya pengerjaan saluran air yang tidak kunjung selesai.
Toko kami mengalami penurunan sangat drastis. Biasanya sebelum adanya perbaikan ini ada sekitar 10 pembeli per pekan, sedangkan saat adanya pengerjaan ini hanya tercatat dua orang hingga sepekan ini, beber karyawan toko sepeda listrik bernama Arif Gunadi.
Selain itu, salah satu pennyedia jasa permak pakaian juga mengaku pendapatannya turun lantaran akses jalan ke tempat usahanya semakin sempit dan berdebu.
Biasanya ramai, sekarang pembeli berkurang, ujarnya.
| Totok Suswanto, aktivis LSM |
2. Tanggapan Aktivis LSM
Menyoal hal itu, aktivis LSM bernama Totok Suswanto mengaku telah mendapatkan keluhan dari warga yang berjualan di sepanjang Jalan Gatot Subroto.
Menurut dia, kondisi debu tebal dan berterbangan di dua pekan belakangan sebab pengerjaan proyek drainase menjadi suasana yang dirasakan warga di daerah Kertosono.
Tampak gundukan pasir, tumpukan beton-beton dan kerangka-kerangka besi menghiasi di sepanjang Jalan Gatot Subroto Kertosono tersebut. Suasana tersebut, kata Totok, mengganggu warga, terlebih membuat mereka tidak nyaman ketika berjualan.
Pria berambut pirang itu menuturkan secara umum masyarakat khususnya para pelaku ekonomi itu mendukung pembangunan saluran untuk mengatasi banjir.
Warga mendukung pembangunan, namun kami tidak bisa menyalahkan kalau warga kemudian merasa terganggu, terdampak baik secara finansial dirugikan, kata Totok.
Namun, lanjut dia, pedagang-pedagang ini menyayangkan proses penyelesaian yang memakan waktu lama dan menimbulkan dampak terlebih komplain konsumen mereka.
Apalagi tidak ada yang tahu kapan selesainya proyek ini. Ini pun cukup memprihatinkan, kontraktor terkesan abai dalam pemenuhan papan proyek, beber Totok.
Jika proyek tersebut menggunakan anggaran negara, tentunya kan wajib menggunakan papan proyek sebagaimana Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / jasa Pemerintah, sambung Totok.
| Mandor pekerjaan, Hartoyo |
3. Pengakuan Mandor
Di tempat terpisah, salah satu mandor yang mengaku bernama Hartoyo (60) menjelasakan bahwa pekerjaan itu baru dikerjakan satu minggu yang lalu. Ia pun juga mengakui jika para pekerja belum diberikan alat pelindung diri (APD).
Lebih lanjut, pria asal Desa Rowomarto, Kecamatan Patianrowo, itu membenarkan jika pengerjaan saluran drainase di Jalan Gatot Subroto Kertosono tidak menggunakan papan proyek.
(Hingga detik ini) belum ada (papan proyek). Juga belum diberi (APD). Ini pekerjaan baru satu minggu, ungkap Hartoyo kepada kontributor Djavatimes pada Sabtu (15/7/2023) sekitar pukul 10.25 WIB.
Kemudian Hartoyo juga tidak mengetahui besaran anggarannya. Ia juga tidak mengetahui nama perusahaan dan berapa lama masa pengerjaan saluran air itu. Yang hartoyo tahu hanyalah pemilik garapan tersebut.
Saya nunggu orang kerja. Saya gak tahu anggarannya berapa, perusahaannya apa. Saya kerja ke teman saya Kepala Desa Semare. Yang punya pekerjaan ini Kepala Desa Semare. Saya baru ikut kerja ya proyek ini, aku Hartoyo.
Lebih jauh, Hartoyo menceritakan jika dirinya tidak mengetahui persis sumber anggaran pekerjaan saluran drainase di Jalan Gatot Subroto Kertosono tersebut.
Dari apa ya? Dari Nganjuk, dari (Dinas) PU(PR) mungkin, bebernya.
| Pekerjaan saluran air di Kertosono |
4. Dugaan Kesalahan Papan Proyek
Selanjutnya, tak berselang lama setelah kedatangan aktivis LSM di lokasi pengerjaan, papan proyek yang sebelumnya sempat ditanyakan pun datang. Para pekerja selanjutnya memasang papan proyek tersebut di lokasi pengerjaan.
Hanya saja, papan proyek tersebut diduga terjadi kesalahan. Jika mengacu pada laman LPSE Kabupaten Nganjuk dan pengakuan mandor, satuan kerja dari pekerjaan tersebut yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Nganjuk.
Sementara pada papan informasi yang terpasang, kontraktor pelaksana menyebut Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Pertanian dengan alamat Jalan Mastrip Nomor 7.
(AWA)

Komentar