JAKARTA, JAVATIMES – Dalam Mendukung Program Ketahanan Pangan di Indonesia Bersama ini dilakukan antara pemerintah dengan stakeholder terkait salah satunya melalui rencana Kerjasama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda khususnya di Lokasi food estate dan food security menjadi prioritas nasional dalam rangka mewujudkan swasembada pangan di wilayah Indonesia.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) berkomitmen untuk menyukseskan program ketahanan pangan tersebut dengan menyediakan informasi geospasial tematik pertanahan dan ruang terkait ketersediaan lahan serta membuat kebijakan yang lebih efektif dan efesien.
Sekretaris Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang (Ditjen SPPR), Yoga Suwarna, mengungkapkan bahwa Kementerian ATR/BPN telah menetapkan kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota serta Detail Tata Ruang dan juga Lahan Sawah Dilindungi (LSD). Hal ini dilakukan untuk mencegah alih fungsi lahan sawah menjadi kawasan pemukiman dan menjaga ketahanan pangan nasional.
Sementara itu, Kepala Subdirektorat Layanan Informasi Geospasial Tematik Multiguna, Royger M. Simanjuntak, menambahkan bahwa Ditjen SPPR saat ini sedang melakukan penyusunan peta potensi lahan pada Area Penggunaan Lain (APL) di wilayah Indonesia yang diharapkan dapat digunakan untuk berbagai sektor salah satunya ketahanan pangan.
Demi menyukseskan proyek ini, Kedutaan Besar Kerajaan Belanda turut memprakarsai sebuah pilot project pengembangan lahan pertanian terpadu di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara selama 12 bulan ke depan. Harapannya kegiatan ini dapat melakukan optimalisai terkait pertanian khususnya dalam pengggunaan teknologi berbasis geospasial.
Adapun pilot project ini, melibatkan Kementerian ATR/BPN, Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Informasi Geospasial, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kadaster International, serta Digireg Indonesia.
Joost van Uum, Konselor Pertanian Kedutaan Besar Kerjaan Belanda, berkomitmen untuk menyukseskan pilot project ini dengan keahlian yang dimilikinya.
“Geodata sangat berguna bagi petani untuk menentukan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Joost berharap agar Geoportal IGT-PR nantinya dapat diintegrasikan dengan data infrastruktur pengairan dan data pertanian untuk mempermudah pengambilan keputusan.
Sumber : Kementerian ATR/BPN