JOMBANG, JAVATIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang berkolaborasi dengan delapan perusahaan swasta dalam program “Bapak Asuh” yang bertujuan untuk mendongkrak ekonomi daerah, terutama di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pangan, serta pertanian.
Salah satu implementasi program ini adalah kerja sama antara AFCO Group dan Dinas Pertanian Kabupaten Jombang. Kolaborasi ini diwujudkan melalui pengembangan budidaya padi dengan menggunakan teknologi Mikroba Cair Organik (MCO).
"Program bapak asuh antara Dinas Pertanian bersama AFCO Group ini kita tindak lanjuti dengan perjanjian kerja sama untuk peningkatan sumber daya manusia dan teknologi pertanian modern. Salah satunya ini kita wujudkan dalam bentuk pengembangan budidaya padi dengan aplikasi MCO," ujar Ir. Moch Rony, MM, dari Dinas Pertanian pada Selasa (26/8) di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tembelang.
Penerapan teknologi pertanian di Jombang berfokus pada tiga indikator utama: penurunan biaya usaha tani, peningkatan produksi, dan perbaikan kualitas agroekosistem.
Uji coba MCO telah dilakukan di lahan BPP Tembelang. Hasilnya menunjukkan efektivitas MCO dalam menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil panen. Berdasarkan analisis usaha tani, harga pokok produksi (HPP) padi dengan aplikasi MCO mencapai Rp 3.058 per kg, jauh lebih rendah dibandingkan HPP tanpa MCO yang mencapai Rp 3.706 per kg.
"Dengan aplikasi MCO, HPP selisih lebih rendah Rp 706 per kg. Hasil ubinan teman-teman PPL BPP Tembelang, untuk 1 hektar masih bisa mencapai 7 ton lebih, sementara penggunaan pupuk anorganik turun," jelas Rony.
General Manager Integrated Farming System (IFSS) AFCO Group, Sadewa Bayu Adji, menambahkan bahwa MCO akan terus dikembangkan. Ke depannya, MCO tidak hanya berfungsi sebagai pembenah tanah, tetapi juga diperkaya dengan nutrisi penting bagi tanaman dan berfungsi sebagai pelarut unsur hara.
Setelah uji coba sukses di BPP Tembelang, MCO akan segera diterapkan di berbagai wilayah lain, termasuk di BPP Sumobito, BPP Bareng, BPP Jogoroto, BPP Ploso, serta di demplot mandiri para penyuluh pertanian lapangan (PPL) se-Kabupaten Jombang.
"Sebelum perluasan demplot, dilaksanakan lokakarya antara tim ahli IFSS AFCO Group dengan para PPL. Lokakarya ini membahas pola kerja sama dan penerapan bioteknologi pertanian yang dihasilkan oleh tim riset IFSS," ungkap Rony.
Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada komoditas padi, tetapi juga akan diperluas ke komoditas jagung. Para petani akan dibantu dengan penyediaan teknologi, sarana produksi, pendampingan, hingga jaminan pembelian hasil panen.
Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen untuk menyukseskan visi kepemimpinan Bupati Jombang Warsubi, yaitu
"Kobarkan Mantra Astacita: Kolaborasi Bersama Mewujudkan Jombang Maju dan Sejahtera melalui Asta Cita"
Sementara itu owner AFCO Grup H. Agung Wicaksono yang juga hadir langsung pada kegiatan tersebut menegaskan bahwa program yang dilaksanakan kali ini adalah tindak lanjut dari program "Bapak Asuh" yang digagas oleh Bupati Jombang. Program ini bertujuan untuk memajukan pertanian Indonesia dengan mekanisasi, biaya produksi yang lebih murah, serta kepastian serapan pasar dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah.
"Kami akan membangun kerja sama dengan petani, baik di bidang penyediaan benih, pupuk, sampai hasil panen dan manajemen budidaya," tambahnya.
H. Agung Wicaksono juga menekankan bahwa perusahaan yang dipimpinnya siap menjadi "Bapak Asuh" bagi para petani Jombang. Menurutnya, panen perdana ini adalah wujud nyata dari program percontohan yang telah mereka canangkan bersama Dinas Pertanian beberapa bulan lalu.
"Kami ingin bahwa petani Indonesia, khususnya Jombang, bisa menjadi lebih maju," ujar Wicaksono. Ia berharap dengan panen perdana yang menggunakan pupuk organik, hasil panen ke depan akan menjadi lebih baik
(Gading)