Kepala Desa Bungkam Soal Dugaan Pelecehan Seksual Oknum Perangkat Desa Ngogri -->

Javatimes

Kepala Desa Bungkam Soal Dugaan Pelecehan Seksual Oknum Perangkat Desa Ngogri

javatimesonline
27 Juli 2025
JOMBANG, JAVATIMES – Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan oknum perangkat Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, berinisial OS, terus menuai sorotan. Seorang perempuan berinisial SP (34), warga Kecamatan Megaluh, mengaku menjadi korban bujuk rayu, tekanan psikologis, hingga pemaksaan kejahatan seksual oleh OS.

SP awalnya menganggap OS sebagai teman baik yang siap membantu pekerjaan dan menjadi tempat bercerita. Namun, hubungan pertemanan itu justru berujung pada dugaan pemaksaan dan kekerasan.

“Awal mula berteman baik, tapi lama-lama saya merasa ada yang aneh. Apa pun yang diminta selalu saya turuti, meski di hati menolak. Saya tidak bisa membantah, baik permintaan materiil maupun yang lain,” ungkap SP dalam pesan yang diterima wartawan, Jumat (25/7/2025).

Ancaman dan Kekerasan Fisik
Upaya SP untuk menjauh justru dibalas dengan ancaman oleh OS. Foto dan video pribadi disebut-sebut menjadi senjata OS untuk menekan korban.

“Entah berupa foto atau video, saya takut kalau dilaporkan ke polisi, masalah ini akan terdengar keluarga atau orang lain,” ujarnya.

SP mengaku berada di bawah tekanan berat hingga sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya.

“Di depan OS saya hampir bunuh diri. Pernah juga pipi saya dicengkeram karena tidak mau nurut,” imbuhnya.

Selain kekerasan seksual, SP juga mengalami kerugian materi. OS kerap meminjam uang dengan janji pengembalian yang tidak sesuai, bahkan seringkali tidak dikembalikan.

“Uang yang dibawa OS tidak dikembalikan tidak apa-apa, asal lepaskan saya. Capek, setiap hari merasa bersalah,” katanya.

Tekanan Psikologis dan Rencana Lapor ke WCC
Trauma mendalam membuat SP menderita sakit berkepanjangan tanpa penyebab medis jelas. Setelah melakukan pemeriksaan kesehatan, dirinya dirujuk ke poli jiwa.

“Saya bukan orang gila, jadi kenapa harus ke poli jiwa? Saya ingin kebenaran terungkap,” tegasnya.

SP juga menolak tudingan perselingkuhan dan menegaskan dirinya adalah korban. Ia berencana melaporkan kasus ini ke Women Crisis Center (WCC) Jombang.

Inspektorat Turun Tangan
Salah satu kerabat SP mempertanyakan sikap Kepala Desa Ngogri yang disebut tidak mengetahui persoalan ini, padahal Inspektorat Jombang telah melakukan mediasi.

“Bagaimana mungkin Kepala Desa tidak tahu, sementara inspektorat yang kantornya jauh sudah dengar?” ujar kerabat SP.

Kepala Inspektorat Jombang, Abdul Majid Nindyagung (Agung), membenarkan adanya mediasi antara OS dan SP di Kantor Kecamatan Megaluh. Namun, ia mengaku hanya mengetahui persoalan ini sebagai dugaan perselingkuhan, bukan kekerasan seksual.

“Kami kembalikan urusan ini kepada Kepala Desa yang bersangkutan,” jelas Agung.

Kepala Desa Bungkam
Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kepala Desa Ngogri tidak memberikan jawaban hingga berita ini diterbitkan.






(Gading)