Merawat Masa Depan Desa: Duwet Krajan Pasang Benteng Dini Hadapi Ancaman Narkoba -->

Javatimes

Merawat Masa Depan Desa: Duwet Krajan Pasang Benteng Dini Hadapi Ancaman Narkoba

javatimesonline
30 Desember 2025

MALANG, JAVATIMES — Di tengah geliat pariwisata dan arus informasi yang tak lagi mengenal batas desa–kota, sebuah ruang sederhana di Balai Desa Duwet Krajan, Kecamatan Tumpang, Selasa (30/12) siang, berubah menjadi arena pertaruhan masa depan. Bukan tentang proyek atau anggaran, melainkan tentang satu hal yang jauh lebih mendasar: menyelamatkan generasi muda dari jerat narkoba.

Puluhan pemuda duduk berjajar, menyimak dengan serius. Tak ada panggung megah, tak ada seremoni berlebihan. Namun pesan yang disampaikan justru keras dan jelas: desa tidak boleh lengah.

Di desa penyangga kawasan wisata nasional Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ini, Generasi Anti Narkotika Nasional (GANN) Malang Raya menggelar sosialisasi bertajuk “Awas Bahaya Narkoba Masuk Desa” sebuah peringatan bahwa narkoba tak lagi mengenal batas geografis maupun status sosial.

Wisata, Peluang, dan Ancaman yang Mengintai

Kepala Desa Duwet Krajan, Mulyo Siswanto, berbicara dengan nada jujur dan lugas. Ia tak menampik bahwa keterbukaan desa membawa berkah ekonomi. Namun di balik itu, terselip kegelisahan yang selama ini jarang diucapkan secara terbuka.

“Arus wisata dan informasi itu dua sisi mata uang. Anak-anak muda sekarang bisa mengakses apa saja. Kalau tidak dibentengi, pengaruh buruk bisa masuk tanpa kita sadari,” ujarnya.

Menurut Mulyo, narkoba bukan lagi isu jauh di kota besar. Ia bisa masuk melalui pergaulan, media sosial, bahkan relasi ekonomi yang tampak sah di permukaan.

Karena itu, Pemdes Duwet Krajan memilih tidak menunggu korban pertama jatuh.

Sekitar 35 pemuda dari Dusun Duwet Krajan, Suwaru, dan Tosari dilibatkan dalam sosialisasi ini bukan sebagai objek, tetapi sebagai subjek perubahan.

“Ini bukan sekadar kegiatan. Ini investasi masa depan desa. Generasi muda harus diarahkan untuk berprestasi, bukan hancur karena narkoba,” tegas Mulyo.

Desa Tak Lagi Zona Aman

Pemateri dari GANN Malang Raya, Dedik Siswanto, memaparkan fakta yang kerap diabaikan: desa kini menjadi sasaran empuk peredaran narkoba.

“Desa sering dianggap wilayah aman oleh jaringan narkoba minim pengawasan, solidaritas sosial tinggi, dan jarang dicurigai,” ungkap Dedik.

Menurutnya, pergeseran pola peredaran narkoba membuat desa tak bisa lagi bersembunyi di balik stigma “lingkungan bersih”.

“Kalau kota adalah medan perang terbuka, desa adalah garis depan yang sering tidak siap,” tambahnya.

Dedik menekankan bahwa pencegahan tak bisa hanya dibebankan pada aparat penegak hukum. Kesadaran kolektif warga terutama pemuda menjadi kunci.

GANN: Pencegahan Adalah Jalan Paling Rasional

Ketua DPC GANN Malang Raya, Dwi Indrotito Cahyono, S.H., M.M. atau Sam Tito, menegaskan bahwa langkah Desa Duwet Krajan adalah contoh konkret bagaimana desa seharusnya bersikap.

“Pencegahan itu jauh lebih murah daripada penindakan. Desa punya peran strategis karena mengenal warganya sendiri,” ujar Sam Tito melalui sambungan WhatsApp.

Ia menyebut kegiatan ini sebagai bagian dari upaya mewujudkan Desa Bersinar (Bersih Narkoba) konsep yang menempatkan desa sebagai benteng pertama pertahanan sosial.

“Kami akan terus bersinergi dengan pemerintah desa dan aparat penegak hukum. Targetnya jelas: generasi muda tidak menjadi korban,” tegasnya.


Sam Tito juga mengapresiasi keberanian Desa Duwet Krajan yang memilih bergerak sebelum masalah membesar.

“Ini desa yang tidak menunggu tragedi. Ini contoh kepemimpinan yang berpikir jauh ke depan,” pungkasnya.

Lebih dari Sekadar Sosialisasi

Siang itu, sosialisasi berakhir tanpa tepuk tangan panjang. Namun yang tertinggal bukan sekadar materi presentasi, melainkan kesadaran baru: bahwa menjaga desa bukan hanya soal infrastruktur, tetapi tentang melindungi manusia di dalamnya.

Duwet Krajan sedang merawat masa depannya pelan, sunyi, namun dengan kesadaran penuh. Di tengah derasnya arus global, desa ini memilih berdiri tegak, memastikan generasi mudanya tumbuh tanpa bayang-bayang narkoba.









(Tim)