![]() |
dr. Fatin Hamamah, Sp.M bersama Ana Tri Wulandari dalam program RSUD Jombang Menyapa |
JOMBANG, JAVATIMES – Gangguan penglihatan tak selalu datang dari faktor usia atau keturunan. Dalam talkshow RSUD Jombang Menyapa, Senin (28/4), dokter spesialis mata dr. Fatin Hamamah, Sp.M membeberkan fakta mengejutkan: racun yang tak terlihat bisa perlahan melumpuhkan saraf mata, menyebabkan kebutaan permanen bila tak segera ditangani.
Tema yang diangkat Neuropati Optik Toksin menjadi sorotan tajam dalam dunia medis. Pasalnya, banyak kasus gangguan mata yang muncul bukan karena bawaan lahir, melainkan akibat paparan bahan kimia, zat beracun, hingga obat-obatan tertentu.
Neuropati optik toksin adalah kerusakan saraf mata yang dipicu oleh racun. Bisa berasal dari makanan, lingkungan, atau obat-obatan seperti etambutol, tegas dr. Fatin dalam talkshow yang dipandu Ana Tri Wulandari.
Mata Mulai Kabur? Waspadai Gejala Ini!
Gejala awalnya sering diabaikan: warna merah tampak pudar, penglihatan terasa berkabut, dan lapang pandang terasa sempit. Menurut dr. Fatin, ada tiga indikator utama yang patut diwaspadai:
- Diskromatopsia gangguan persepsi warna, biasanya jadi tanda pertama
- Pandangan kabur menurunnya ketajaman visual secara bertahap
- Penyempitan lapang pandang seolah dunia menjadi lebih sempit dan suram
Pasien kadang mengira matanya hanya lelah biasa, padahal sudah ada kerusakan saraf yang serius. Ini tidak bisa dianggap sepele, ungkapnya.
Metanol: Musuh Dalam Selimut
Lebih jauh, dr. Fatin menyebut metanol zat kimia yang lazim ditemukan dalam pelarut cat, spiritus, dan plitur sebagai biang keladi paling berbahaya. Konsumsi atau paparan jangka panjang dapat merusak saraf mata secara permanen.
Toksin dari metanol bahkan bisa menyebabkan kebutaan total dalam hitungan hari. Ini ancaman nyata yang harus disadari masyarakat, ujarnya tegas.
Langkah Penyelamatan: Jangan Tunggu Parah!
Menurut dr. Fatin, deteksi dini adalah penyelamat utama. Pemeriksaan ke dokter mata harus segera dilakukan bila ada gejala mencurigakan. Diagnosis akan dilanjutkan dengan tes buta warna, evaluasi kondisi saraf, hingga terapi suplemen atau vitamin.
Dalam banyak kasus, penanganan sejak dini mampu memulihkan fungsi penglihatan secara bertahap. Namun jika terlambat, kerusakan bisa menjadi irreversibel alias tak bisa dikembalikan.
Pesan Kuat dr. Fatin: Jangan Anggap Remeh, Mata Tak Punya Cadangan
Menutup talkshow, dr. Fatin menyampaikan pesan keras tapi bermakna:
Mata hanya sepasang. Tidak ada pengganti. Jangan tunggu gelap baru sadar betapa berharganya penglihatan.
Talkshow ini jadi pengingat penting bahwa racun bisa menyerang kapan saja, dalam bentuk yang tak kita duga. Edukasi dan kesadaran adalah langkah awal menyelamatkan mata dan masa depan.
(Gading)