Pembangunan jembatan wisata desa di Desa Kayangan belum rampung
JOMBANG, JAVATIMES -- Pemerintah Desa (Pemdes) Kayangan, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang melaksanakan pembangunan jembatan wisata desa yang bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2024 senilai Rp 190juta.
Pembangunan tersebut sedianya telah dinantikan sejak lama, karena dapat meningkatkan kemajuan desa dan meningkatkan perekonomian warga.
Hanya saja, dalam pembangunannya, jembatan yang dikerjakan pihak ketiga ini terkesan amburadul.
Berdasarkan pantauan awak media di lokasi, sejumlah material terlihat berserakan di sekitar lokasi pekerjaan. Bahkan hingga memasuki pergantian tahun, pekerjaan tersebut urung juga rampung.
Masyarakat menilai bahwa pekerjaan tersebut terkesan dipaksakan.
Kalau anggarannya menggunakan tahun 2024, semestinya selesainya ya di tahun itu. Namun ini tidak dengan pembangunan jembatan wisata desa di Desa Kayangan, bahkan hingga memasuki bulan Februari masih saja terus dikerjakan, ungkap salah satu warga berinisal Sy, Selasa (4/2/2025).
Menurut pengamatan Sy, alat penunjang pekerjaan tersebut juga masih berada di sekitar lokasi.
Alat pengaduk mortar (molen) masih ada di lokasi mas, material pasir dan batu juga, sudah jelas kalau pekerjaan itu belum selesai, ucap Sy.
Sementara material lainnya, seperti semen dan triplek disimpan di gudang penyimpanan.
Gudang itu untuk menaruh alat - alat kerja sama material lainnya, cerita Sy sambil menunjukkan letak gudang penyimpanan.
Berdasarkan informasi yang diterima Sy, pekerjaan tersebut belum juga dikerjakan lantaran pihak pelaksana masih menunggu baja WF datang.
Namun sampai hari ini belum terlihat material tersebut, Apakah jembatan tersebut diteruskan atau tidak? Soalnya pelaksana maupun pekerjanya bukan orang desa saya, saya orang sini mas, jadi hafal kalau itu orang sini atau bukan, satupun saya tidak ada yang mengenal, jelas Sy.
Hal senada juga disampaikan warga lainnya, sebut saja Warlok.
Warlok menyatakan bahwa pembangunan tersebut tidak tepat sasaran.
Dilihat dari titik lokasi pekerjaannya, pembangunan jembatan itu terlalu dipaksakan. Sebab lokasi saat ini belum ada wisata, hanya kolam ikan saja. Pihak Pemdes Kayangan terkesan merealisasikan infrastruktur tak tepat sasaran, jelasnya
![]() |
Papan informasi pembangunan jembatan wisata desa |
Bahkan, lanjut Warlok, konstruksi bangunan fisiknya terkesan sangat boros dalam perencanaannya.
Hal itu, ucap Warlok, terlihat pada penentuan balok gelagar jembatan berbahan dari besi baja ukuran penampang 35 cm.
Hal itu bisa diketahui kalau baja WF 350, padahal beban berat jembatan tersebut tidak lebih dari 35 ton. Karena masuk jalan lingkungan bukan jalan poros, artinya pihak Pemerintah Desa Kayangan patut diduga sengaja membesarkan kontruksi dan harga satuan yang dibuat untuk bisa mendapatkan profit atau keuntungan yang besar, kita tahu kalau dalam perencanaan yang bersumber dari Dana Desa jelas tidak dikoreksi/diverifikasi oleh Dinas Terkait, hanya dikoreksi oleh pendamping kecamatan, terang warlok
Saya berharap pihak Kecamatan Diwek sebagai monitoring dapat mengevaluasi, dan untuk Dinas DPMD Jombang kiranya dapat mengecek ulang pekerjaan pembangunan jembatan tersebut, apakah sudah sesuai atau tidak. Terpenting kondisi fisik saat ini masih meninggalkan item pekerjaan plat jembatan, besi sandaran dan konstruksi baja, imbuhnya memungkasi tanggapannya.
Melalui pesan WhatsApp kontributor Javatimes mencoba konfirmasi ke Kepala Desa Kayangan, namun hingga berita tayang belum ada jawaban.
(Gading)