![]() |
Kondisi perbaikan jalan di Desa Kedungombo yang mulai tampak terjadi kerusakan |
NGANJUK, DJAVATIMES -- Kondisi jalan rusak tentu akan menjengkelkan. Apalagi tak kunjung ada perbaikan.
Namun apa jadinya jika perbaikan jalan sudah dilakukan, tapi kondisinya sudah banyak mengalami kerusakan.
Seperti halnya yang terjadi di jalan penghubung Desa Kedungombo dengan Desa Sumberkepuh Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk.
Meski telah diperbaiki sehari yang lalu, jalan penghubung dua desa di Kecamatan Tanjunganom itu sudah terkelupas dan kembali berlubang.
Kerusakan terpantau banyak ditemukan di sekitar simpang empat lingkungan RT 03 RW 01 Dusun/ Desa Kedungombo.
Lalu di depan pemukiman warga, simpang tiga lingkungan RT 03, dan area persawahan Dusun/ Desa Kedungombo. Banyaknya aspal berlubang ini sangat beresiko terjadi kecelakaan lalu lintas. Terutama bagi kendaraan roda dua yang melintas.
Salah satu warga setempat, Darni (60) menuturkan meski terbilang baru dibangun, namun ia menilai kualitas pembangunannya asal-asalan. Buktinya belum sehari dilakukan perbaikan, tampak kondisi aspal mulai hancur.
Jalan ini baru diperbaiki kemarin (Kamis, 2 November 2023) sore, tapi sekarang sudah banyak yang berlubang dan mengelupas, ujar Darni warga lingkungan RT 03 RW 01 Desa Kedungombo, Jumat (3/11/2023).
Menurut Darni, jika kerusakan itu tidak segera ada penanganan, besar kemungkinan perbaikan jalan tersebut akan sia-sia dan membuang anggaran.
Mungkin umurnya tidak sampai 2 bulan. Apalagi jika terjadi musim hujan, maka usia aspal ini akan lebih singkat, bebernya.
Kalau hasilnya seperti ini, mending dipaving saja, sambung Darni.
![]() |
Kondisi perbaikan jalan di Desa Kedungombo yang mulai tampak terjadi kerusakan |
Diceritakan Darni, sebenarnya masyarakat Desa Kedungombo sudah sejak lama mendambakan jalanan yang mulus, sehingga dapat memudahkan dalam beraktivitas.
Akan tetapi, harapan yang sedianya sudah terwujud harus segera berakhir, mengingat fakta yang terjadi menunjukkan sebaliknya.
Saya juga tidak tahu siapa penggarapnya, tahu-tahu kemarin sudah dilakukan perbaikan. Katanya panjangnya 700 meter, tapi saya tidak melihat papan proyek yang dipasang, ungkap Darni yang mengaku sebagai petani.
Pengakuan yang sama juga disampaikan rekan Darni, sebut saja Pak Tani. Pak Tani menilai bahwa perbaikan jalan di lingkungannya itu dikerjakan secara asal-asalan.
Koyok ngene loh garapane, paling yo gak suwi maneh tambah ajur (Red/Bahasa Jawa: Seperti ini loh pekerjaannya, paling tidak lama akan bertambah parah kerusakannya), beber Pak Tani.
Paling yo rong dino (Red/Bahasa Jawa: Paling ya dua hari usianya), timpal petani lainnya.
Nek gak dibaleni neh yo percuma. Nek golek bati yo ojo akeh-akeh lah (Red/Bahasa Jawa:kalau tidak diulangi lagi ya percuma. Kalau cari untung jangan banyak-banyak lah), sambung petani lainnya.
Lain halnya dengan pengakuan Darni dan rekan-rekannya, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kabupaten Nganjuk Onny Supriyono, S.T. yang dikonfirmasi melalui nomor teleponnya tampak tidak merespon meskipun tampak berdering.
(AWA)