JOMBANG, JAVATIMES — Edukasi literasi digital dinilai semakin mendesak di tengah derasnya arus informasi yang kian sulit dibendung. Hal ini mengemuka dalam forum diskusi lintas unsur yang melibatkan Dinas Kominfo, pengamat pendidikan, legislator Jawa Timur, dan akademisi, pada sebuah agenda literasi digital di Kabupaten Jombang.
Putri, perwakilan Dinas Kominfo Jombang, menegaskan bahwa peningkatan kecerdasan digital masyarakat adalah bagian dari tanggung jawab pemerintah daerah.
“Edukasi literasi media merupakan tanggung jawab Kominfo, karena harapan kita adalah masyarakat cerdas digital yang mampu menunjang pembangunan,” ujarnya.
Trinitas Pendidikan Jadi Fondasi Pencegahan Dampak Negatif Teknologi
Pengamat pendidikan Muhammad Hambali menyoroti pentingnya sinergi antara sekolah, keluarga, dan lingkungan dalam menghadapi dampak teknologi informasi.
“Merujuk pada Ki Hajar Dewantara, ada trinitas tanggung jawab pendidikan: orang tua, sekolah, dan lingkungan. Jika tiga unsur ini bersatu, tidak ada celah terjadinya malapetaka teknologi,” ungkapnya.
Menurut Hambali, kemajuan teknologi tidak bisa dihindari, sehingga kolaborasi dan kesiapan regulasi menjadi kunci.
Kominfo Jatim Tekankan Peran ‘Pahlawan Digital’ dan Perang Melawan Hoaks
Putut Darmawan, Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Jawa Timur, menjelaskan bahwa literasi digital adalah upaya menciptakan ruang digital yang sehat dan aman bagi publik.
“Kita mengajak masyarakat menjadi pahlawan digital. Banjir informasi ini tidak bisa kita bendung, tetapi bisa kita bijaki,” tegasnya.
Putut menekankan pentingnya kemampuan memilah informasi:
- Apa yang layak dikonsumsi,
- Mana informasi valid,
- Mana yang menyesatkan.
Kominfo pemprov Jatim juga mendorong penggunaan aplikasi cek fakta Klinik Hoaks untuk membantu masyarakat memverifikasi informasi secara mandiri.
“Kami bekerjasama dengan Polda melalui badan siber untuk menangkal serangan digital maupun penyebaran informasi destruktif,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan organisasi media seperti BPI, IJTI, AJI, hingga GMSI dan semua organisasi media lainnya, agar media sebagai produsen informasi tetap menjunjung profesionalitas.
Legislator Jatim: Media Harus Sejalan dengan Semangat Literasi dan Kontrol Sosial
Sumardi, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Fraksi Golkar, mengapresiasi kegiatan literasi digital sebagai upaya kolektif menjaga masyarakat dari dampak negatif ruang digital yang semakin masif.
“Kita perlu memberikan lampu hijau, kuning, dan merah. Ada yang menguntungkan, ada yang membahayakan. Masyarakat perlu dibekali panduan,” ujarnya.
Sumardi juga menyinggung fenomena rekening dormant serta risiko-risiko digital yang bisa menyasar masyarakat berpendapatan rendah jika tidak dibarengi edukasi.
Terkait tantangan jurnalisme di tengah isu bisnis media dan dorongan Presiden agar media lebih agresif membongkar mafia anggaran, Sumardi menilai media tetap memiliki ruang besar untuk bersuara.
“Teman-teman media sudah diberikan kebebasan untuk mengkritisi dari berbagai sisi. Ini kesempatan untuk menunjukkan profesionalitas dan peran kontrol sosial,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa sinergi Kominfo–media–legislatif harus terus dijaga.
“Kita siap mendorong agar tidak terjadi kesalahpahaman. Semangat literasi digital harus selaras dengan semangat jurnalisme yang konstruktif dan berbasis fakta.”
Kesimpulan
Forum literasi digital ini mempertegas komitmen bersama antara pemerintah, praktisi pendidikan, dan legislatif untuk:
- meningkatkan kecerdasan digital masyarakat,
- memperkuat benteng terhadap hoaks,
- memperbaiki ekosistem informasi,
- serta memperkuat peran media sebagai produsen informasi yang akurat dan mendidik.
Langkah kolektif ini diharapkan mampu menciptakan ruang digital Jawa Timur yang lebih sehat, aman, dan produktif bagi seluruh lapisan masyarakat.
(Gading)

Komentar