SIDOARJO, JAVATIMES – Di tengah hiruk pikuk kehidupan, ada sebuah tempat yang menjadi oase ketenangan bagi mereka yang tengah berjuang melawan luka batin dan gangguan mental. Rumah Merah Putih, bukan sekadar pusat rehabilitasi, melainkan rumah kedua yang mengedepankan pembinaan mental dan fisik dalam balutan kehangatan kekeluargaan.
Langkah kecil di tempat ini menyimpan harapan besar: mengembalikan mereka yang pernah tersisih ke pelukan masyarakat, dengan fungsi sosial yang utuh dan martabat yang terjaga. Sebuah upaya mulia yang patut diapresiasi, mengingat para penghuninya adalah individu-individu yang pernah berada di titik terendah, berjuang menghadapi masalah mental yang tak jarang membuat mereka terpinggirkan.
sosok yang akrab disapa bang zul, selaku penanggung jawab Rumah Merah Putih, menegaskan bahwa rehabilitasi bukan sekadar program, tetapi jalan untuk menghidupkan kembali semangat dan kemandirian.
“Tujuan utama kami adalah meningkatkan kemampuan individu agar mereka dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial,” ujarnya.
Bang zul menambahkan, rehabilitasi juga berperan sebagai upaya pencegahan disabilitas mental, mencegah munculnya gangguan lebih parah, serta memulihkan kemandirian di berbagai aspek kehidupan.
“Kami ingin mereka tidak hanya pulih, tetapi juga bisa berintegrasi kembali ke masyarakat, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial,” bebernya.
Rumah Merah Putih menjadi bukti nyata bahwa kemanusiaan tak pernah kehilangan tempat. Dengan pendekatan personal dan penuh kasih, program rehabilitasi di sini mengedepankan sentuhan empati yang mampu menyalakan kembali lilin-lilin harapan yang sempat padam.
Karena pada akhirnya, setiap manusia berhak mendapatkan kesempatan kedua untuk hidup lebih baik. Dan di Rumah Merah Putih , kesempatan itu diwujudkan dengan cinta, pengertian, dan ketulusan.
(Gading)