![]() |
Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi didampingi Sekretaris Daerah Nur Solekan saat memberikan sambutan sebelum memulai gerakan kerja bakti serentak di Kelurahan Begadung Kecamatan Nganjuk |
NGANJUK, JAVATIMES — Di tengah udara pagi yang segar, aroma tanah basah, dan suara riang anak-anak yang berlarian sambil membawa sapu kecil, Nganjuk menyongsong peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan cara yang berbeda: aksi nyata, bukan hanya kata-kata.
Minggu, 10 Agustus 2025, sejak pukul 06.00 WIB, jalan-jalan desa dan gang-gang kecil mulai ramai oleh langkah warga. Dari anak usia sekolah, pemuda, ibu-ibu dengan caping, hingga para kakek-nenek yang tak mau ketinggalan, semua bersatu dalam Gerakan Kerja Bakti Serentak. Sebuah panggilan yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten Nganjuk, dipimpin langsung oleh Bupati Dr. Drs. H. Marhaen Djumadi, S.E., S.H., M.M., M.B.A. bersama Wakil Bupati Trihandy Cahyo Saputro, jajaran Forkopimda, perangkat desa, organisasi masyarakat, hingga para relawan lingkungan.
Bukan Sekadar Bersih-Bersih
Bagi Bupati yang akrab disapa Kang Marhaen, kerja bakti kali ini memiliki makna jauh lebih dalam.
“Kerja bakti ini adalah momentum untuk mempererat persaudaraan dan membangkitkan rasa memiliki terhadap lingkungan. HUT kemerdekaan harus kita rayakan dengan aksi nyata, bukan sekadar seremonial,” tegasnya saat memimpin pembersihan di Kelurahan Begadung, Kecamatan Nganjuk.
Bagi Kang Marhaen, sapu yang dipegang warga adalah simbol kepedulian, dan setiap ayunan cangkul adalah tanda cinta pada kampung halaman. Ia percaya, ketika seluruh elemen masyarakat ikut bergerak, yang terbangun bukan hanya lingkungan bersih, tetapi juga hubungan sosial yang kokoh.
Dukungan Lintas Generasi
Wakil Bupati Trihandy Cahyo Saputro mengakui, antusiasme warga benar-benar mengagumkan. Ia melihat anak-anak turut serta membersihkan lingkungan dengan tawa riang, para remaja mengecat pagar balai desa, hingga para orang tua yang dengan telaten menata pot-pot bunga di taman.
“Terima kasih kepada seluruh warga, dari anak-anak hingga orang tua, yang turut serta berpartisipasi. Dengan gotong royong, kita bisa wujudkan Nganjuk yang bersih, indah, dan nyaman,” ungkapnya.
Kegiatan ini mencakup pembersihan saluran air yang tersumbat, pengecatan fasilitas umum yang mulai kusam, hingga penataan ulang taman kota. Semua bergerak dengan cara masing-masing, namun dengan tujuan yang sama.
Menuju Kota Adipura
Bagi Pemkab Nganjuk, gerakan ini tak berhenti sebagai agenda tahunan. Ia menjadi bagian dari perjalanan panjang menuju kota yang sehat, asri, dan berkelanjutan.
“Ini kerja bersama. Jika semua bergerak, bukan hanya Adipura yang kita raih, tetapi juga kehidupan yang lebih sehat, lingkungan yang lebih asri, dan masyarakat yang lebih guyub,” pungkas Kang Marhaen.
Pagi itu, Nganjuk tidak hanya membersihkan sampah dan merapikan taman. Mereka membersihkan jarak antarwarga, merapikan kembali simpul-simpul persaudaraan, dan menanam bibit kebersamaan.
Dengan sapu, cangkul, cat berwarna cerah, dan semangat kemerdekaan yang tak pudar, wajah Nganjuk perlahan berubah. Menyambut hari bersejarah bukan sekadar dengan bendera yang berkibar, tapi dengan lingkungan yang lebih bersih, indah, dan hati yang lebih dekat.
Di Nganjuk, kemerdekaan tahun ini hadir dalam wujud paling sederhana namun paling bermakna: gotong royong.
(AWA)