![]() |
RSD Kertosono turut berpartisipasi dalam acara Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi Kabupaten Nganjuk 2025 |
NGANJUK, JAVATIMES – Rumah Sakit Daerah (RSD) Kertosono menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian budaya lokal dengan turut berpartisipasi dalam acara Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi Kabupaten Nganjuk 2025 yang digelar pada Kamis, 12 Juni 2025.
Acara ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah berdirinya pemerintahan daerah sekaligus ungkapan rasa syukur atas hasil bumi.
Boyong Natapraja merupakan simbol perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Nganjuk dari Kecamatan Berbek ke Kecamatan Nganjuk, yang kini menjadi jantung pemerintahan kabupaten.
Turunkan 60 Personel, RSD Kertosono Hadir dalam Dua Peran
RSD Kertosono mengirim 60 personel dalam kegiatan ini, yang terdiri dari jajaran pejabat struktural, kepala instalasi dan ruang, hingga staf rumah sakit. Mereka mengambil bagian dalam pawai budaya yang dimulai dari Alun-Alun Berbek pukul 12.00 WIB dan berakhir di Pendopo Kabupaten Nganjuk.
Dalam barisan pawai, personel RSD Kertosono bertugas sebagai pembawa pataka, payung mutho, tombak, serta tampil mengenakan batik lurik khas Nganjuk, mencerminkan identitas budaya lokal yang kuat.
Tidak hanya itu, RSD Kertosono juga berkontribusi dalam aspek pelayanan dengan menugaskan tim medis yang bersiaga di Alun-Alun Nganjuk. Tugas ini dilaksanakan atas penunjukan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk sebagai koordinator tim kesehatan dalam acara tersebut.
Jadi Etalase Wisata Budaya Nganjuk
Direktur RSD Kertosono, dr. Suharyono, menyampaikan bahwa partisipasi rumah sakit bukan hanya sebagai bentuk dukungan terhadap acara seremonial, tetapi juga bagian dari penguatan sinergi antara pelayanan kesehatan dan pelestarian budaya.
“Kami percaya, kesehatan dan budaya bisa berjalan berdampingan. Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa RSD Kertosono hadir bukan hanya untuk pelayanan medis, tapi juga berperan aktif dalam momen-momen penting daerah,” ungkapnya.
Ia juga berharap Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi dapat menjadi destinasi wisata budaya tahunan yang menarik wisatawan regional hingga nasional.
Pesta Rakyat, Doa, dan Tradisi
Acara Boyong Natapraja 2025 dirangkai dengan prosesi Sedekah Bumi dan Purakan Gunungan, yang disambut meriah oleh masyarakat. Momen ini menjadi bentuk syukur atas hasil panen, sekaligus mempererat kebersamaan warga dalam semangat membangun daerah.
Dengan partisipasi lintas sektor, termasuk dari rumah sakit, acara budaya ini membuktikan bahwa membangun daerah bisa dimulai dari merawat akar tradisi.
(AWA)