Proyek Drainase Mandek di Drenges, Warga Pertanyakan Dana dan Transparansi -->

Javatimes

Proyek Drainase Mandek di Drenges, Warga Pertanyakan Dana dan Transparansi

javatimesonline
29 Mei 2025

 
Pemandangan lingkungan Dusun Ngebrukan Desa Drenges pada Selasa (27/5/2025)

NGANJUK, JAVATIMES — Proyek pembangunan saluran drainase di Dusun Ngebrukan, Desa Drenges, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, terhenti tanpa kejelasan. Warga pun mulai mempertanyakan transparansi pelaksanaan proyek, termasuk penggunaan anggaran dan urgensi proyek tersebut.


Seorang warga berinisial KM menyampaikan keluhannya atas proyek yang sudah berjalan lebih dari satu bulan, namun kini mangkrak tanpa informasi yang jelas kepada masyarakat.

“Menurut saya selaku warga Dusun Ngebrukan, kenapa sekarang kok mangkrak? Enggak dilanjutkan gitu,” ujarnya kepada JavaTimes, Rabu (28/5/2025).


KM mengaku telah mencoba mengonfirmasi hal tersebut kepada kepala dusun setempat, namun tidak mendapat jawaban yang memadai.

“Pak Wo bilang enggak tahu. Katanya itu urusan PK (Pelaksana Kegiatan). Tapi kepala dusun harusnya juga tahu,” tegasnya.


Dugaan Dana Belum Disalurkan dan Tukang Dibayar Murah

KM mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari mantan PK, dana proyek disebut masih berada di tangan kepala desa. Namun hingga kini, tidak ada tindak lanjut pembangunan maupun kejelasan status dana.

“Katanya cari tukang sulit. Tapi kalau upahnya layak, pasti banyak yang mau. Warga Ngebrukan banyak yang nganggur, dan tukang juga banyak,” bebernya.


Ia menambahkan bahwa tukang yang sempat bekerja disebut hanya dibayar Rp80 ribu per hari tanpa diberi makan maupun rokok, yang dinilai tidak layak untuk pekerjaan berat seperti menggali saluran air.


Saat ini, proyek sudah lebih dari 10 hari tidak menunjukkan aktivitas. Material yang tersedia hanya u-ditch, sementara kebutuhan utama seperti semen, pasir, dan batu bata merah belum tersedia di lokasi.


Pertanyakan Prioritas Pembangunan

KM juga mempertanyakan prioritas pembangunan drainase di wilayahnya. Ia menilai kebutuhan masyarakat lebih mendesak pada penerangan jalan daripada saluran air, karena wilayah tersebut tidak mengalami banjir.

“Di sini enggak banjir. Genangan hanya ada di SDN 2 Drenges karena halamannya lebih rendah dari jalan. Harusnya itu yang diuruk, bukan malah bikin saluran air,” ujarnya.


Lebih jauh, KM menyampaikan adanya desas-desus soal dana proyek yang diduga sempat dipinjam oleh salah satu perangkat desa. Meski tidak mengetahui siapa yang dimaksud, informasi itu disebut berasal dari mantan PK yang juga mantan kepala dusun.

“Katanya uangnya masih di Pak Lurah, dan sempat dipinjam perangkat desa. Tapi saya enggak tahu siapa. Namanya dana desa, seharusnya sudah siap saat proyek dimulai,” ungkapnya.


Tidak Ada Papan Informasi Proyek

Tak hanya soal dana, KM juga menyesalkan minimnya transparansi sejak awal pelaksanaan proyek. Menurutnya, tidak ada papan proyek maupun sosialisasi kepada masyarakat.

“Harusnya ada papan proyek dan rambu peringatan. Sampai sekarang masyarakat enggak tahu anggarannya berapa. Katanya sih panjang saluran 500 meter,” tambahnya.


Kades Belum Beri Tanggapan

Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Desa Drenges, Ach. Saiput, belum memberikan keterangan atas dugaan mandeknya proyek dan tudingan soal dana yang belum disalurkan.


Warga berharap pemerintah desa maupun instansi terkait di tingkat kecamatan segera turun tangan dan memberikan klarifikasi secara terbuka kepada masyarakat.

“Kalau dana desa sudah cair, mestinya pekerjaan enggak mandek begini. Mohon dinas terkait turun dan mengusut tuntas,” tandas KM.


(AWA)