![]() |
Dr. Ahmad Sholikhin Ruslie S.H., M.H. |
JOMBANG, JAVATIMES – Konferensi pers Pemkab Jombang yang digelar Rabu (7/5/2025) justru memantik tanda tanya besar. Alih-alih menjawab keresahan publik soal dugaan intervensi proyek oleh oknum orang dekat bupati, acara itu malah dinilai sebagai pertunjukan satu arah yang penuh kepalsuan.
Tak satu pun dari Tenaga Ahli (TA) atau orang-orang dekat Bupati Warsubi-Salman hadir untuk bicara. Yang tampak hanya deretan kepala dinas, berbicara kompak bak kaset rusak: “tidak ada tekanan, tidak ada intervensi.”
Dr. Solikhin Rusli, tokoh yang dikenal vokal, menyindir keras konferensi pers tersebut.
Ini bukan klarifikasi. Ini drama murahan. Kalau memang tidak bersalah, mana nyali kalian? Kenapa ngumpet? tegasnya.
OPD Dipaksa Bicara, Pelaku Sebenarnya Menghilang
Solikhin menduga, para kepala dinas hanya dijadikan tameng demi menyelamatkan muka orang-orang dekat bupati. Ia menyebut pernyataan para OPD terkesan diskenariokan dari atas, bukan lahir dari hati nurani.
Lihat saja ekspresi mereka. Ragu, tegang, seperti dipaksa. Ini bukan transparansi, ini intimidasi terselubung, katanya geram.
Yang lebih aneh, seluruh OPD hadir penuh. Tapi mereka yang jadi obyek tudingan para TA yang disebut-sebut dalam pemberitaan sebelumnya justru tak muncul sama sekali.
Ini konferensi pers atau pengalihan isu? Kalau memang bersih, seharusnya mereka hadir, buka suara, bantah tudingan. Jangan bersembunyi di balik punggung OPD!
Ada Apa di Balik Perlindungan Total untuk Oknum TA?
Solikhin juga menuding ada kekuatan besar yang mati-matian melindungi oknum TA. Ia menduga bupati tak berani bertindak karena adanya janji politik atau utang budi yang belum lunas.
Yang jadi pertanyaan: ada apa sebenarnya? Sampai-sampai TA dibela mati-matian. Apakah bupati tersandera janji kampanye atau ada transaksi kekuasaan di balik layar? tantangnya.
Bupati Harus Pilih: Rakyat atau Brutus
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pemerintahan Warsubi-Salman tak boleh dikendalikan oleh segelintir orang yang berlindung atas nama orang dekat bupati. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin kepercayaan 74% pemilih pada Pilkada lalu akan tergerus.
Bupati harus tegas. Pilih rakyat atau Brutus di lingkaran kekuasaan. Jangan sampai pemerintahan ini dihancurkan dari dalam oleh orang-orang yang hanya numpang nama tapi merusak sistem.
Kebenaran Akan Menang, Meski Dibungkam
Solikhin menutup pernyataannya dengan kalimat tajam penuh makna:
Kebenaran tak butuh tepuk tangan. Ia hanya menunggu waktu. Bisa dibungkam, bisa dikaburkan, tapi tidak bisa dimatikan. Karena kebenaran, sekali pun ditolak, tetap akan menemukan jalannya.
(Gading)