Proyek Nasional di Gondanglegi Makan Korban, Warga Nyungsep di Galian Jalan: Minim Rambu dan Penerangan Disorot -->

Dinsos

Dinsos

Javatimes

Proyek Nasional di Gondanglegi Makan Korban, Warga Nyungsep di Galian Jalan: Minim Rambu dan Penerangan Disorot

javatimesonline
20 Oktober 2025

MALANG, JAVATIMES  — Kecelakaan tunggal kembali terjadi di jalur poros Gondanglegi–Bantur, tepatnya di kawasan Desa Suwaru, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
Sebuah kendaraan roda dua dilaporkan terperosok ke dalam galian proyek nasional sedalam sekitar dua meter. Insiden itu diduga kuat akibat minimnya penerangan dan ketiadaan marka peringatan di area proyek.

Peristiwa tersebut pertama kali viral setelah diunggah oleh akun TikTok @mulya_oto, yang memperlihatkan pengendara motor bersama kendaraannya terjun ke lubang galian di tepi jalan raya yang tengah dibangun. Video itu sontak menuai sorotan publik karena dianggap menggambarkan buruknya standar keselamatan kerja proyek pemerintah.

Saat tim media dan perwakilan LSM meninjau lokasi kejadian pada Minggu malam (19/10/2025), kondisi di sekitar TKP tampak gelap gulita tanpa penerangan memadai. Tak tampak rambu lalu lintas ataupun pembatas jalan yang layak di sepanjang area proyek.

Ketua LSM Gerakan Independen (GI) Kabupaten Malang, Dedik, menyesalkan lemahnya pengawasan di lapangan.

“Saya sudah sering kali mengingatkan kontraktor maupun pelaksana proyek agar menambah rambu-rambu lalu lintas dan memperhatikan analisis dampak lalu lintas (Amdalalin),” ujar Dedik.
“Sudah beberapa kali terjadi kecelakaan tunggal di lokasi proyek ini, bahkan ada yang meninggal dunia karena terpeleset material dan minim pengaman,” tambahnya tegas.

Dedik juga menyoroti buruknya penerapan standar keselamatan kerja (K3) bagi para pekerja di lokasi.

“Banyak pekerja yang tidak memakai helm, sepatu proyek, atau alat pelindung diri lainnya. Ini proyek nasional, tapi kesannya seperti proyek tanpa pengawasan. Harusnya ada pengaman jelas untuk pengguna jalan,” ungkapnya.

Ia menegaskan, proyek berskala nasional semestinya memprioritaskan keselamatan masyarakat.

“Traffic barrier, guardrail, traffic cone, atau pagar pengaman fleksibel itu wajib. Semua itu bagian dari tanggung jawab pelaksana proyek. Kalau alat keselamatan dasar saja tidak ada, lalu di mana rasa tanggung jawabnya?” ujarnya geram.

Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak pelaksana proyek maupun instansi terkait. Namun, warga sekitar berharap pemerintah segera turun tangan memastikan keselamatan publik sebelum ada korban jiwa berikutnya.

“Kenyamanan dan keamanan di jalan itu hak masyarakat, bukan bonus. Kalau proyek jalan malah mencelakai pengguna, itu berarti ada yang sangat salah dalam pengawasannya,” pungkas Dedik.







(Tim)