MALANG, JAVATIMES – Gelombang penolakan warga menguat terhadap proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sumber Wadon milik Perumda Tirta Kanjuruhan Kabupaten Malang. Proyek yang berlokasi di Desa Putuk Rejo, Kecamatan Gondanglegi itu dituding mengancam sumber air yang selama ini menjadi penopang pertanian dan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat setempat.
Tim media bersama LSM yang meninjau lokasi mendapati aktivitas proyek sudah berjalan. Namun, warga dengan tegas menyatakan sikap menolak.
“Kami tetap menolak adanya pembangunan SPAM ini. Tidak ada kompromi,” tegas salah seorang warga kepada wartawan.
Tudingan Sarat Kolusi dan Tidak Transparan
Dalam selebaran yang beredar, warga menuding proyek tersebut dipaksakan tanpa sosialisasi yang layak. Mereka bahkan mencurigai adanya praktik kolusi antara oknum pejabat Perumda Tirta Kanjuruhan dan kontraktor pelaksana.
“Kami tidak pernah diajak bicara. Tiba-tiba proyek berjalan, sumber air mau dikeruk. Ini namanya penjajahan,” ungkap warga dengan nada geram.
Warga menduga dokumen Surat Perintah Kerja (SPK) sudah diterbitkan meski belum ada izin resmi dari masyarakat. Isu dugaan suap dan komisi besar dalam proses pengadaan juga berhembus kencang.
“Sumber air ini aset berharga, jangan dijual murah demi kepentingan segelintir orang. Proyek ini tidak transparan, tidak ada penjelasan soal manfaat dan mekanisme pengawasan,” tambah warga lainnya.
Ancaman Krisis Air dan Tuntutan ke Bupati
Warga khawatir, jika SPAM beroperasi, mereka akan kehilangan akses terhadap air bersih sekaligus terancam gagal panen akibat pasokan air irigasi berkurang.
“Kalau sumber ini dikuasai Perumda, kami yang akan kesulitan air. Pertanian kami bisa hancur,” keluh seorang petani.
Mereka pun mendesak Bupati Malang turun tangan untuk segera menghentikan proyek, sekaligus meminta aparat penegak hukum mengusut dugaan penyimpangan.
“Aparat hukum harus menyelidiki. Jika ada korupsi, tindak tegas. Ini demi menyelamatkan aset daerah dan melindungi hak-hak masyarakat,” seru warga.
Belum Ada Respons Resmi
Hingga berita ini diterbitkan, Perumda Tirta Kanjuruhan maupun Pemkab Malang belum memberikan keterangan resmi terkait tudingan warga. Masyarakat Desa Putuk Rejo sendiri menegaskan akan terus melakukan aksi penolakan sampai proyek dibatalkan.
(Tim)