Mengenang Pahlawan Buruh, Siswa hingga Guru SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk Ziarah ke Makam Marsinah -->

Javatimes

Mengenang Pahlawan Buruh, Siswa hingga Guru SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk Ziarah ke Makam Marsinah

javatimesonline
01 Mei 2025
Para siswa SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk didampingi guru sejarah berziarah ke makam Marsinah, Kamis (1/5/2025)

NGANJUK, JAVATIMES -- Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional atau yang biasa disebut May Day.


Peringatan ini sekaligus menjadi momen penting untuk mengingat sejarah perjuangan pekerja untuk hak-hak dasar dan keadilan.


Sejarah perjuangan buruh ini pun tak lepas dengan peran tokoh-tokoh buruh nasional.


Salah satu tokoh buruh nasional adalah Marsinah, wanita pemberani asal Nganjuk, Jawa Timur adalah Marsinah. 


Semasa hidupnya, ia dikenal gigih memperjuangkan hak buruh. Hingga ia dianugerahi penghargaan Yap Thiam Hien.


Dalam rangka menghargai segala perjuangannya sekaligus memberikan penghormatan kepada Marsinah, siswa dan tenaga pendidik guru SMA Muhammadiyah rutin mengunjungi area pemakaman Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk, setiap tanggal 1 Mei.


Di sana, mereka tidak sekadar hadir, melainkan juga memanjatkan doa tahlil di depan pusara Marsinah.


Ziarah ini bertujuan mengenalkan siswa pada sosok Marsinah, alumni SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk yang gugur dalam memperjuangkan hak-hak buruh. 


Kegiatan dipimpin oleh guru sejarah Fascal Wilanda Pamungkas, S.Pd, bersama sejumlah perwakilan siswa. 


Mereka berharap kegiatan ini menjadi pembelajaran kontekstual tentang sejarah perjuangan buruh, khususnya peran perempuan.


Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk, Nurul Fajarianan, S.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif dari para guru sejarah yang ingin menghidupkan nilai-nilai perjuangan di lingkungan sekolah. 

Kami mendukung penuh sebagai bagian dari pendidikan karakter dan sejarah lokal. Ini bukan sekadar kunjungan, tapi upaya mengenalkan siswa pada sosok pejuang yang berasal dari sekolah mereka sendiri, jelasnya. 


Marsinah adalah alumni angkatan 1982 yang dikenal vokal membela hak-hak buruh. Kegiatan ini sekaligus menjadi momen reflektif siswa tentang pentingnya keadilan sosial.


Sebagai informasi, Marsinah adalah seorang aktivis dan buruh pabrik pada masa Orde Baru. Marsinah bekerja di Perusahaan pada PT Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo.


Semasa dia bekerja, dia aktif memperjuangkan upah layak bagi buruh. 


Sayangnya perjuangan Marsinah pun terpaksa terhenti setelah ia diculik, disiksa, diperkosa, hingga dibunuh pada 8 Mei 1993. 


Jenazah Marsinah ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah gubuk di Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, atau sekitar 200 km dari tempatnya bekerja.


Hingga kini, pelaku pembunuhan Marsinah belum terungkap. Kasus ini menjadi sorotan nasional dan internasional, dan Marsinah dikenang sebagai simbol perlawanan buruh Indonesia.

Marsinah, alumni SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk

Fascal menyebutkan bahwa ziarah ini bagian dari strategi menghidupkan sejarah dengan pendekatan yang menyentuh. 

Siswa harus tahu bahwa sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tapi juga tentang nilai keadilan yang harus perjuangan, ujarnya. 

 

Ia juga menekankan pentingnya pengenalan tokoh perempuan dalam sejarah, agar siswa tidak hanya mengenal tokoh laki-laki. 


Menurutnya, Marsinah adalah ikon perempuan tangguh yang layak dijadikan teladan dalam memperjuangkan keadilan dan hak perempuan.


Selama ziarah, siswa melakukan doa bersama dengan khusyuk. Beberapa siswa juga mengaku terinspirasi oleh keberanian Marsinah. 

Saya baru tahu kalau beliau alumni sekolah kami. Saya jadi ingin tahu lebih banyak tentang perjuangan buruh, kata salah satu  siswi kelas XI. 


Pihak Sekolah berharap kegiatan ini mampu menumbuhkan empati sosial dan kepedulian terhadap isu-isu keadilan di kalangan pelajar. Kegiatan ditutup dengan refleksi bersama di halaman makam.


SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk pun berkomitmen untuk menjadikan kegiatan ini sebagai agenda rutin tahunan. 


Selain sebagai bentuk penghormatan terhadap Marsinah, juga sebagai bagian dari pendidikan sejarah yang kontekstual. Kepala Sekolah menyatakan pihaknya akan memasukkan kisah Marsinah ke dalam materi sejarah lokal. 

Marsinah salah satu ikon kebanggaan sekolah dalam memperjuangkan keadilan, Semangatnya akan terus hidup melalui generasi muda penerusnya, tutup Nurul. 


Dengan kegiatan ini, SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk menunjukkan komitmennya pada pendidikan berbasis nilai dan kearifan lokal.




(Tim)