![]() |
Petani, TNI, dan Pelaku Penggilingan Padi Bersatu Dukung Swasembada Pangan di Jombang |
JOMBANG, JAVATIMES – Program swasembada pangan yang digulirkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mulai menunjukkan dampak nyata di lapangan. Para petani dan pelaku usaha penggilingan padi kelas menengah ke bawah di Jombang, Jawa Timur, kini bisa tersenyum lega setelah bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang keterpurukan.
Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Jombang, Muhamad Sholeh, menyampaikan apresiasi tinggi atas kebijakan pangan nasional yang dinilai berpihak pada petani dan pelaku usaha lokal.
“Sudah 15 tahun kami menanti momen ini. Terima kasih kepada pemerintah, khususnya Bapak Prabowo. Program swasembada pangan ini menjadi angin segar yang membangkitkan harapan kami kembali,” ujarnya kepada media, Kamis (24/4/2025).
Harga Gabah Naik, Penggilingan Kecil Bernapas Lagi
Salah satu dampak paling nyata dari kebijakan ini adalah kenaikan harga gabah petani yang kini mencapai Rp6.500/kg, jauh lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hanya berkisar Rp5.000/kg. Kenaikan harga ini membawa napas baru bagi penggilingan padi kecil yang sebelumnya nyaris mati suri.
“Selama ini penggilingan menengah ke bawah hidup segan mati pun enggan. Tapi sekarang alhamdulillah bisa hidup lagi, bisa bangkit,” terang Sholeh.
Panen Melimpah, Gudang Bulog Penuh
Bukti lain keberhasilan program ini terlihat dari hasil panen masa tanam (MK) pertama yang telah mencapai 3,9 juta ton, hampir mencukupi kebutuhan nasional sebesar 4 juta ton. Di sisi lain, gudang-gudang Bulog di Jawa Timur, termasuk Jombang, kini penuh sesak menampung hasil panen.
“Gudang Bulog Jombang sampai penuh, kami harus kirim ke Mojokerto. Bahkan pemerintah sampai sewa gudang swasta. Ini benar-benar luar biasa,” kata Sholeh.
Tengkulak Tak Lagi Berkuasa
Keberhasilan program ini juga dirasakan dalam aspek lain: penghapusan dominasi tengkulak. Dengan skema pembelian langsung oleh pemerintah, permainan harga yang selama ini dilakukan tengkulak perlahan mulai terpangkas.
“Tengkulak biasanya menguasai petani karena beri pinjaman. Tapi sekarang, karena pemerintah ambil gabah langsung, mereka tak bisa lagi seenaknya main harga,” tegasnya.
Kenaikan Harga Beras Dinilai Sementara
Terkait kenaikan harga beras di pasaran, Sholeh menyebut hal itu hanya bersifat sementara karena pemerintah belum menyalurkan stoknya ke masyarakat. Ia yakin harga akan segera stabil begitu distribusi dimulai.
“Begitu beras pemerintah disalurkan, harga pasti turun. Karena beras pemerintah jelas lebih murah dari swasta,” jelasnya.
Indonesia Menuju Kemandirian Pangan
Sholeh juga mengapresiasi semangat pemerintahan Prabowo yang dinilainya sangat berpihak pada petani. Dengan kebijakan yang tepat dan komitmen kuat, Indonesia dipandang mampu mengurangi ketergantungan pada impor beras dan berdiri di atas kaki sendiri.
“Program swasembada ini bukan hanya soal beras, tapi soal semangat. Semangat bahwa petani Indonesia bisa mencukupi kebutuhan beras seluruh rakyat tanpa bergantung pada negara lain,” pungkasnya.
(Gading)